<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/3698609420193059938?origin\x3dhttp://pentaskaryawan.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Welcome

Kekata MCG

Menyatu harapan
Curahan impian
Gemilang si anak seni!

Zaman berzaman kian berganti
Anak Melayu ke mana kini?
Seni budaya bersulam adat
Hadir Pentas Karyawan mengasah bakat!

Profile
| Links | Talk
Pantun Persandingan Pengantin Baru

Pantun Persandingan Pengantin Baru

Manisnya terserlah, ayunya si dara
Mata dibelai celak, inai menghiasi tangannya
Bibir merah menyala, ahai, manja senyumnya
Tersipu-sipu si dara bila diusik keluarga

Riuh rendah serumah dikunjungi saudara
Teman kenalan turut hadir bersama
Menyaksikan majlis yang penuh bermakna
Terjalinnya ikatan antara teruna dan dara

Kedengaran paluan kompang jauh di luar sana
Diiringi gamelan, didahului penari-penarinya
Wajah ditutup dengan kipas si Mak Andam
Si dara terasa cemas dan takut yang mendalam

Segak si teruna berpakaian songket Melayu
Kacak orangnya, senyum manis malu-malu
Bertanjak di kepala, berkeris dalam sampingnya
Nakal pula matanya, menjeling ke arah si dara

Sanak saudara riuh menyambut kedatangan
Adik-adik saudara menghalang teruna di depan
Tidak berganjak dari tempat mereka berada
Masing-masing menanti upahan mereka

Sampul demi sampul, saudara teruna hulurkan
Saudara si dara tersenyum lebar gembira
Pintu hadangan dibuka, teruna mendekati si dara
Aduh apa nasibnya, dihalang Mak Andamnya pula!

Tertunduk si dara, pasangannya di depan mata
Kipas Mak Andam menyembunyikan wajah ayunya
Dari awal tadi Mak Andam menghiasi si dara
Memang patutlah si Andam meminta kini ganjarannya

Berundinglah pula saudara teruna dan Mak Andamnya
Mahu atau tidak, memberi teruna tempat sandingannya
Mak Andam merajuk tidak dapat sampul upahannya
Saudara memujuk untuk relakan sandingnya teruna

Mak Andam mengalah lepas mendapat sampulnya
Kipas diketepikan, memperlihatkan si dara
Sejambang bunga dihulur untuk dara dari teruna
Bersandinglah sudah si teruna dan si dara

Doa dibisik Mak Andam untuk mempelai
Air mawar yang tersedia direnjis renyai-renyai
Bila diri sama tinggi, duduk pula sama rendah
Itulah dikatakan bagai pinang dibelah dua

Selamatlah sudah persandingan mempelai berdua
Atas berkat dan doa keluarga dan saudara
Selamat pengantin baru, diucapkan semua
Moga kekal ke akhir hayat, bahagia selamanya

-Nurul Nadiah


Isnin, 17 Mac 2008,1:30 PG